21 Juni 2016

ASEAN+ Age Group 2016 update: Para Pecatur Junior Indonesia Raih 5 Emas 2 Perak 1 Perunggu

CATUR Standar ASEAN+ Age Group (AAG) 2016 yang menggunakan sistem Swiss 9 babak telah selesai dipertandingkan hari Sabtu 4 Juni 2016 siang, dan dari enam pecatur junior Indonesia yang mengikuti event ini di Hotel Dusit Thani Pattaya Thailand sejak tanggal 29 Mei 2016, tiga di antaranya berhasil meraih 3 medali Emas dan satu orang lagi berhasil meraih 1 medali Perak. Keenam pecatur junior dan kelompok usia yang diikutinya di AAG 2016 sebagai berikut:


(Nama-nama mereka dari kiri ke kanan sesuai urutan di formulir pendaftaran dari nomor 1 s/d 6)

PERJALANAN RAGU MENGGAPAI MEDALI EMAS

Dari keenam pecatur junior Indonesia tersebut, yang berangkat dengan persiapan paling matang adalah justru yang paling muda usianya, yakni Aditya Bagus Arfan (murid Sekolah Catur Utut Adianto Pusat Bekasi) yang bertanding di kelompok Open U-10 (kelompok dengan peserta terbanyak dari 13 kelompok usia junior yang dipertandingkan di AAG 2016), sementara 3 pecatur junior putri yang berasal dari Jawa Barat sejak regulasi AAG 2016 diumumkan di situs ini (17th ASEAN+ AGE GROUP CHESS CHAMPIONSHIPS 2016) maju mundur antara berangkat dan tidak, dikarenakan dana try out PON XIX/2016 dari KONI Jawa Barat belum "cair" hingga pertengahan Mei 2016 (tetapi mereka sudah nekat "booking daftar" sebelum batas akhir pendaftaran ditutup 29 April 2016), bahkan 2 pecatur junior putra-putri dari Jawa Timur tergolong pendaftar yang paling "meragukan" karena ketika pendaftaran sudah lama ditutup dan 5 hari menjelang jadwal keberangkatan ke Pattaya Thailand, Pengurus Provinsi (Pengprov) PERCASI Jawa Timur tergopoh-gopoh mendaftarkan kedua pecaturnya dengan menerima risiko terkena "penalty fee" 50 USD per peserta, dengan alasan sama yaitu dana try out PON XIX/2016 dari KONI Jawa Timur baru "turun" di hari-hari jelang keberangkatan (untungnya AAG 2016 dilaksanakan di Thailand, yang mana pemegang paspor Indonesia tidak perlu mengurus visa, bila dilaksanakan di negara-negara Eropa sebaiknya dibatalkan saja daripada biaya-biaya yang sudah dikeluarkan akan hangus). Tampaknya ada kemiripan antara provinsi dan pusat bila menyangkut dana, di saat-saat kritis di ujung keraguan, sekonyong-konyong dikabari bila dana sudah bisa dicairkan... ini semacam kebiasaan rutin tanpa pertimbangan prioritas, kebiasaan jelek yang harus direvolusi bila ingin menjadikan Indonesia lebih baik di segala bidang.  

Aditya memulai pertandingannya di ASEAN+ Age Group 2016 ini dengan modal ELO Rating 1398 dan berada di unggulan “angka sial” 13 dari 39 peserta yang berasal dari 9 negara. Keberuntungan (kata orang jawa: Bejo) menyertainya di babak ke-1 dengan memperoleh “bye”, dan di babak ke-2 mungkin karena kaget baru bertanding di tingkat internasional, Aditya dihajar oleh pecatur junior Vietnam Vo Pham Thien Phuc yang merupakan unggulan ke-3 di kelompok ini. Mungkin karena didampingi oleh seorang penyemangat hebat bagi setiap anak, yaitu sang Ibu, Aditya mulai bangkit di babak ke-3 dengan mengalahkan pecatur junior Singapura Dixon Tang Ngai Juan, lalu di babak ke-4 mengalahkan pecatur junior Thailand Charnsripinyo Theeraphat, di babak ke-5 menundukkan lagi pecatur junior Filipina Bacojo Mark Jay, dan puncaknya di babak ke-6 Aditya membekuk pecatur junior China Shen Shiyan yang merupakan unggulan pertama di kelompok ini, lalu di babak ke-7 menang lagi atas pecatur junior Vietnam Nguyen Xuan Hien, di babak ke-8 menghempaskan pecatur junior dari Vietnam lagi Nguyen Quoc Hy yang merupakan unggulan ke-2, dan di babak ke-9 main “aman dan santai” dengan hasil draw menghadapi pecatur junior Pham Cong Minh yang lagi-lagi dari Vietnam karena pesaing terdekat Aditya yaitu Vo Pham Thien Phuc (yang mengalahkan Aditya di babak ke-2) poinnya kini terpaut ½ di bawah Aditya. Selain memperoleh medali Emas, Aditya juga berhak menyandang gelar “tidak resmi”: ASEAN Master (perlu dicatat oleh para pemerhati Olimpiade Olahraga Siswa Nasional atau O2SN bahwa gelar ini bukan gelar resmi Internasional/FIDE), dan ELO/FIDE Rating Aditya terdongkrak naik sekitar 122 poin menjadi 1520. Hasil lengkap pertandingan Catur Standar group Open U-10 bisa dilihat di sini: AAG 2016 Standard Chess Open U-10.

Diajeng Theresa Singgih yang bertanding di kelompok Girls U-12, melangkah dengan lancar dari babak ke babak tanpa terkalahkan sampai babak ke-8 karena dia unggulan pertama di kelompok ini (terjelek hanya hasil draw/remis di babak ke-4, ke-6 dan ke-8 – tapi sayangnya draw/remis tersebut terjadi justru ketika Diajeng giliran memegang buah putih), dan akhirnya seperti tupai (sepandai-pandainya tupai melompat...), Diajeng terpeleset juga di babak ke-9 “dijegal” oleh pecatur junior putri Vietnam Nguyen Hai Phuong Anh yang “hanya” unggulan ke-8 di kelompok ini. Untungnya nilai tie-break Diajeng tertinggi diantara 3 pecatur junior putri yang mengumpulkan poin akhir 6½, sehingga dia berhak memperoleh medali Emas dan juga gelar “tidak resmi”: ASEAN Woman Master. Hasil lengkap pertandingan Catur Standar group Girls U-12 bisa dilihat di sini: AAG 2016 Standard Chess Girls U-12.

Untuk kelompok Girls U-18 dan U-20 terpaksa digabung pada AAG 2016, karena jumlah peserta masing-masing kelompok tersebut kurang memenuhi persyaratan “jumlah peserta ideal” sistem Swiss 9 babak. Akibatnya 2 pecatur junior putri Indonesia harus berada dan bertanding di satu kelompok, Woman FIDE Master (WFM) Aay Aisyah Anisa di unggulan ke-9 dan WFM Dita Karenza di unggulan ke-12 dari 16 peserta di kelompok Girls U-18 & U-20 yang berasal dari 3 negara yang bersaing ketat di cabang olahraga Catur di kawasan ASEAN, yakni Vietnam, Filipina dan Indonesia. Dita yang usianya 2 tahun lebih muda dan secara perhitungan ELO Rating / FIDE Rating di bawah Aay (Dita 1896 dan Aay 1927) ternyata melangkah lebih lancar dari babak ke babak, hingga memasuki babak ke-6 keduanya harus berhadapan meski poin Dita 4 dan Aay 3. Ini bisa terjadi pada sistem Swiss 9 babak dengan jumlah peserta yang “minimalis”, apalagi panitia sudah menetapkan di regulasi bahwa pada dua babak terakhir (babak ke-8 dan ke-9) para pemain dari federasi yang sama dan telah mengumpulkan poin lebih dari 50% sebisa mungkin tidak akan dipertemukan, maka program pairing Swiss Manager telah “mengunci para targetnya” untuk dipertemukan sedini mungkin sebelum memasuki babak-babak krusial 8 dan 9. Pertemuan Dita vs Aay berakhir draw, selanjutnya Dita tak tertahan lagi meraih gelar Juara (Pertama) di kelompok Girls U-18 & U-20 terpaut 1 poin penuh dari peringkat ke-2 Doan Thi Hong Nhung dari Vietnam dan peringkat ke-3 Galas Bernadette dari Filipina, sedangkan WFM Aay Aisyah Anisa berakhir di peringkat ke-6. Selain memperoleh medali Emas, WFM Dita Karenza juga memperoleh gelar baru “tidak resmi” yakni: ASEAN Woman Grandmaster (WGM ASEAN). Klasemen akhir pertandingan Catur Standar group Girls U-18 & U-20 bisa dilihat di sini: AAG 2016 Standard Chess Girls U-18 & U-20.

Vania Vindy Chandra dari Jawa Barat yang bertanding di kelompok Girls U-16 berakhir di peringkat ke-12 dari 19 peserta yang berasal dari 6 negara yang mengikuti kelompok ini. Hasil lengkap pertandingan Catur Standar group Girls U-16 bisa dilihat di sini: AAG 2016 Standard Chess Girls U-16.

FIDE Master (FM) Muhamad Agus Kurniawan dari Jawa Timur yang bertanding di kelompok Open U-20 – pada saat “late registration” nama Agus Kurniawan sudah didaftarkan di antara Open U-18 dan Open U-20, entah pilihan dia sendiri atau karena ditetapkan oleh panitia sehingga akhirnya bertanding di kelompok Open U-20 – berada di unggulan ke-6 dari 13 peserta yang berasal dari 5 negara yang mengikuti kelompok ini. Mulanya lancar, di babak ke-1 Agus mengalahkan pecatur junior Filipina Joshua Rutor, tapi di babak ke-2 gantian Agus dibekuk pecatur junior Vietnam Tran Tuan Minh yang bergelar International Master (IM), ditambahi lagi oleh pecatur junior Filipina Paulo Bersamina yang juga bergelar IM di babak ke-3 yang menekuk Agus. Kekalahan beruntun tidak menyurutkan semangat tanding Agus (mungkin sudah dibekali “semangat tambahan” oleh Pengurus Provinsi PERCASI Jawa Timur atau pelatihnya dalam persiapan PON XIX/2016 Catur, karena biasanya pecatur yang sudah kalah di babak-babak awal, apalagi kalah 2x beruntun, sudah kehilangan semangat tanding nyaris putus asa), di babak ke-4 dia mulai panas dan balas menghajar lawannya pecatur junior Vietnam Che Quoc Huu yang sama-sama bergelar FM, lalu di babak ke-5 menghajar lagi pecatur Malaysia Dilwen Ding Tze How yang juga bergelar FM, di babak ke-6 mendapat anugerah “down float sistem Swiss” (mendapat lawan yang poinnya di bawah kita) dan dimanfaatkan Agus dengan menghajar lagi lawannya pecatur junior Thailand Pongsakorn Senawana. Pokoknya Agus sudah kalap dan tidak terbendung, babak ke-7 membekuk pecatur junior Vietnam Lu Chan Hung yang bergelar IM, babak ke-8 menghajar pecatur junior Filipina John Ray Batucan, dan di babak ke-9 mungkin kecapekan Agus menerima remis dari pecatur junior Vietnam Le Huu Thai. Dengan demikian Agus Kurniawan akhirnya berhasil meraih medali Perak di kelompok Open U-20, medali Emas diraih oleh IM Tran Tuan Minh dari Vietnam yang di babak ke-2 membekuk Agus, sedangkan medali Perunggu diperoleh IM Lu Chan Hung yang di babak ke-7 dihajar Agus. Klasemen akhir pertandingan Catur Standar group Open U-20 bisa dilihat di sini: AAG 2016 Standard Chess Open U-20.

Masih tersisa pertandingan Catur Cepat 25 menit tanpa increment (tanpa bonus waktu) menggunakan sistem Swiss 7 babak yang dimulai hari ini 5 Juni 2016 pukul 09.00 WIB, dilanjutkan besok 6 Juni 2016 mulai pukul 09.00 WIB Catur Kilat 5 menit tanpa increment. Mari kita doakan semoga ada tambahan medali Emas lagi untuk para pecatur junior Indonesia yang sedang berlaga.

(Kiri atas: Aditya Bagus Arfan baju/t-shirt biru, kanan atas: WFM Aay Aisyah Anisa mengenakan hijab dan WFM Dita Karenza, kiri bawah: Diajeng Theresa Singgih, kanan bawah: Vania Vindy Chandra)

Selain keenam pecatur junior tersebut, ada dua orang Wasit Nasional dari Indonesia yang melaksanakan magang wasit di AAG 2016 Pattaya Thailand untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar FIDE Arbiter (FA), yaitu Retno Utami dari Banten dan M. Noorwachid Soejoeti dari Jawa Tengah yang tampak pada foto di atas (foto tersebut berasal dari postingan beliau di facebook).

Sampai jumpa di ulasan turnamen catur internasional berikutnya dan Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1437 H bagi yang menjalaninya. Gens Una Sumus.

Update: Setelah semua nomor selesai dipertandingkan pada tanggal 6 Juni 2016 sore waktu setempat, ternyata para pecatur junior Indonesia berhasil menambah pengumpulan medali 2 Emas, 1 Perak dan 1 Perunggu. Tambahan 2 medali Emas diperoleh WFM Aay Aisyah Anisa di nomor Catur Cepat (Rapid Chess) Girls U-18 & U-20 dan WFM Dita Karenza di nomor Catur Kilat Girls U-16 (Dita bertanding sesuai usianya di nomor ini). Tambahan 1 medali Perak diperoleh  FM Muhamad Agus Kurniawan di nomor Catur Kilat (Blitz Chess) Open U-18. Tambahan 1 medali Perunggu diperoleh Diajeng Theresa Singgih di nomor Catur Kilat Girls U-16 (Diajeng bertanding di group yang 4 tahun di atas usianya pada nomor ini).

Total keseluruhan medali yang berhasil diraih oleh 6 (enam) pecatur junior Indonesia pada AAG 2016 adalah 5 Emas, 2 Perak dan 1 Perunggu, sebuah pencapaian yang membanggakan dan membangkitkan optimisme bahwa para pecatur junior Indonesia ternyata memiliki taring di kawasan negara-negara ASEAN+! Selamat untuk mereka! Prestasi yang telah mereka capai seyogyanya, mudah-mudahan, telah mengikis keraguan KONI Provinsi yang menaungi mereka pada persiapan keberangkatan di awal perjalanan...


Facebook
0 Blogger