Laporan Khusus: JAPFA International Masters Chess Tournament 2016 yang dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Muddai Madang dan dimulai sejak tanggal 5 Desember 2016 bertempat di Grand Ballroom Hotel Novotel Gajah Mada Jakarta, telah berakhir hari Minggu 11 Desember 2016 dan ditutup secara resmi sekitar pukul 20.00 WIB oleh Plt. Ketua Umum PB PERCASI Grandmaster Utut Adianto bersama perwakilan dari PT JAPFA Comfeed Indonesia Rachmat Indrajaya dan Artsanti Alif. Turnamen Catur Internasional yang diselenggarakan atas kerjasama yang “langgeng” selama sekitar 16 tahun antara PB PERCASI dengan PT JAPFA Comfeed Indonesia ini, bertujuan untuk meningkatkan Gelar Catur Internasional para pecatur muda putra-putri Indonesia yang sekaligus diharapkan bisa meningkatkan FIDE/ELO Rating mereka.
Karena persyaratan yang ditetapkan oleh Federasi Catur Internasional (FIDE) cukup ketat untuk Turnamen Catur Internasional yang bisa menghasilkan norma gelar “International Master (IM)” atau “Woman International Master (WIM)”, maka perlu “diback-up” oleh para pecatur yang telah memiliki gelar IM (di kelompok putra) maupun WIM (di kelompok putri) dengan ELO Rating yang memadai, sehingga muncullah nama-nama pecatur kawakan seperti IM Irwanto Sadikin (2315) dan IM Tirta Chandra Purnama (2337) dari Indonesia di kelompok putra, serta WIM Chelsie Monica Sihite (2198) dan WIM Shanti Nur Abidah (2038) dari Indonesia di kelompok putri. Pemback-up dari luar negeri untuk kelompok putra adalah: IM Wohl Alexander (2357) dari Australia, IM Duong The Anh (2321) dari Vietnam, IM Wynn Zaw Htun (2390) dan IM Nay Oo Kyaw Tun (2341) keduanya dari Myanmar, dan pecatur wanita IM-WGM Alina L’ami (2332) yang juga merupakan reporter situs catur ternama ChessBase yang berasal dari Rumania. Sementara pemback-up dari luar negeri untuk kelompok putri adalah: WIM Jodilyn Fronda Jan (2165) dari Filipina dan WIM Le Kieu Thien Kim (2215) dari Vietnam.
* Catatan redaksi: Untuk nama Shanti Nur Abidah secara ELO Rating sebenarnya berada di “ambang batas bawah”, namun gelar yang diperolehnya dan sudah disetujui oleh FIDE adalah “WIM” berdasarkan “anugerah” atas prestasinya menjuarai Group Girls U-18 pada East Asian Youth Chess Championship 2016 di Kangwon-do Seoul Korea Selatan tanggal 4 s/d 11 Agustus 2016 lalu, sehingga Shanti diperbolehkan menjadi pemback-up. Sedangkan untuk turnamen semacam JAPFA International Masters 2016 ini, FIDE hanya mengijinkan perolehan “Norma IM/WIM” saja bagi para pemain yang memperoleh victory point minimal 7½ dari 11 babak sistem Round Robin (Kompetisi Setengah) yang dipertandingkan, sampai yang bersangkutan nantinya mengumpulkan Norma IM/WIM sebanyak 3 kali (atau telah mengikuti sedikitnya 27 babak pertandingan di turnamen berbeda yang memenuhi kategori perolehan “Norma IM/WIM”) serta mencapai ELO Rating minimal 2400 bagi pemain putra untuk berhak menyandang gelar IM sepenuhnya dan ELO Rating 2200 bagi pemain putri untuk berhak menyandang gelar WIM sepenuhnya. Memang tidak mudah persyaratan yang ditetapkan oleh FIDE untuk meraih gelar “IM Putra”, apalagi gelar Grandmaster/GM yang tentunya persyaratannya lebih ketat dan lebih selektif lagi, tapi ketika gelar tersebut sudah diperoleh seorang pecatur maka “tidak akan hilang selamanya” meskipun ELO Rating yang bersangkutan sesudah perolehan gelar tersebut “melorot turun”... seperti yang banyak dialami oleh para pecatur di dunia termasuk juga para pecatur Indonesia... (Gelar Internasional yang diperoleh seorang pecatur bisa “dibatalkan” atau hilang bila pecatur tersebut melakukan pelanggaran berat atau berulang kali pada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh Federasinya khususnya yang terkait dengan pelanggaran sportifitas atau fair-play saat mengikuti pertandingan/turnamen catur resmi).
Maka tersusunlah 6 pemain Indonesia di kelompok putra yang akan berhadapan dengan 6 lawan undangan yang berasal dari luar negeri, dan 6 pemain Indonesia di kelompok putri yang juga akan berhadapan dengan 6 lawan undangan yang berasal dari luar negeri. Jadi total ada 24 pemain yang akan bertanding di JAPFA IM & WIM Chess Tournament 2016 yang berasal dari 7 negara: Indonesia, Malaysia, Filipina, Vietnam, Myanmar, Australia dan Rumania. Berikut nama-nama dan profil mereka:
Di kelompok putra, pecatur muda Indonesia yang diharapkan berprospek meraih “Norma IM” adalah FM Novendra Priasmoro (17 tahun, ELO 2353), FM Yoseph Theolifus Taher (17 tahun, ELO 2353) dan FM Azarya Jodi Setyaki (17 tahun, ELO 2303). Pecatur putri unggulan ke-2 Indonesia, WGM Medina Warda Aulia (19 tahun, ELO 2373), juga ikut bertanding di group putra untuk mencoba meraih “Norma IM Putra”-nya yang ke tiga, mengejar pecatur putri unggulan pertama Indonesia IM-WGM Irene Kharisma Sukandar yang telah berhasil menyandang gelar “IM Putra” di tahun 2014 setelah “jatuh-bangun” mengejar gelar tersebut selama 5 tahun berturut-turut bahkan sampai memperoleh “10 Norma IM Putra”! (Baca artikel terkait perjalanan panjang dan berliku Irene meraih gelar “IM Putra” di sini: CONGRATULATIONS IM-WGM IRENE KHARISMA SUKANDAR!). Selain Medina, pecatur putri unggulan Vietnam pun WGM Hoang Thi Bao Tram (ELO 2324) ikut memburu “Norma IM-Putra” sehingga dari jauh menyempatkan datang ke Indonesia dan ikut bertanding di group putra. Bisa digambarkan seperti ini: “Norma IM” yang diperoleh seorang pecatur ibarat “tiket kereta” yang sudah digenggam, namun perjalanan panjang nan berat yang harus dijalani adalah berusaha meningkatkan ELO Rating masing-masing di turnamen-turnamen catur Internasional yang diakui oleh FIDE dengan kemampuan yang dimiliki (dalam hal ini bukan saja kemampuan permainan catur masing-masing, tapi juga sudah meliputi kemampuan finansial...)
Di kelompok putri, persaingan meraih “Norma WIM” cukup ketat. Dari enam pecatur putri Indonesia, empat orang diharapkan mampu meraih “Norma WIM” yaitu: WFM Baiq Vina Lestari (30 tahun, ELO 2140), WFM Retno Wijayanti (17 tahun, ELO 2183), WFM Parahitha Millyena Legowo (16 tahun, ELO 2136) dan WFM Ummi Fisabilillah (16 tahun, ELO 2118). Dari luar negeri, 4 pecatur putri juga ikut memburu “Norma WIM” yaitu: WFM Tan Li Ting (2086) dari Malaysia, Luong Phuong Hanh (2156) dari Vietnam, May Hsett Lwin (2073) dan May Hsu Lwin (2061) keduanya bersaudara berasal dari Myanmar.
Sistem pertandingan Round Robin mewajibkan semua pemain harus saling berhadapan satu kali, dengan masing-masing group terdapat 12 pemain maka harus diselesaikan 11 babak pertandingan, yang semuanya telah selesai dipertandingkan pada hari Minggu 11 Desember 2016 sekitar pukul 19.00 WIB dengan hasil akhirnya sebagai berikut:
Meskipun diharapkan, tapi tidak terduga bahwa para pecatur muda Indonesia mampu menjuarai kedua turnamen kembar ini. FM Novendra Priasmoro menjuarai kelompok putra dan memperoleh "Norma IM-nya yang ke-tiga" serta berhak mengantungi hadiah 2.000 USD (atau sekitar Rp 27 juta) sementara WFM Ummi Fisabilillah menjuarai kelompok putri dan memperoleh "Norma WIM pertamanya" serta berhak membawa pulang hadiah 1.750 USD (atau sekitar Rp 23,6 juta). Selamat untuk mereka berdua!
Federasi Catur Asia yang ikut memantau JAPFA International Masters 2016, mengingatkan bahwa FM Yoseph Theolifus Taher yang berakhir di peringkat 4 kelompok putra, juga berhak memperoleh "Norma IM-nya yang ke-dua" karena setelah 9 babak dipertandingkan, Yoseph berhasil mengumpulkan poin 6 (atau telah mencapai persyaratan penerimaan Norma IM untuk 9 babak - bukan 11 babak). Selamat juga untuk FM Yoseph Theolifus Taher!
Ada satu lagi kelompok yang "lupa" disebutkan, yaitu JAPFA Challenger Chess Championship 2016, yang merupakan turnamen catur yang dikhususkan bagi para pecatur pemula tapi yang sudah memiliki ELO Rating di bawah 2100, yang berhasil dijuarai oleh pecatur muda Indonesia juga Gelar Sagara Dwitama dan berhak mengantungi hadiah "uang jajan" Rp 5 juta, diikuti Firman Syah di peringkat ke-2 yang berhak mengantungi hadiah "uang jalan-jalan" Rp 3 juta, serta peringkat ke-3 direbut oleh Surya Setiawan yang berhak membawa pulang hadiah "uang oleh-oleh" Rp 2 juta.
Hasil lengkap kelompok Challenger bisa dilihat di sini: Klasemen Akhir JAPFA CHALLENGER Chess Tournament 2016.
Semoga para pecatur muda Indonesia semakin berprestasi di kancah percaturan Internasional di masa mendatang. Gens Una Sumus.