KEJURNAS CATUR MAHASISWA yang sudah ke 4 kalinya bertutut-turut diadakan semenjak tahun 2008, pada hari Selasa 12 Juli 2011 sekitar jam 10.30 WIB secara resmi dibuka oleh Wakil Mendiknas Prof. Dr. Fasli Jalal dengan memukul gong dan menjalankan langkah pertama di nomor ekshibisi Catur Kilat 2 menit antara MNW Stefani Dian Cheri dari Universitas Atmajaya berhadapan dengan MN Pitra Andhika dari STIMIK Mikro Skill Medan (Pitra Andhika akhirnya menang waktu).
Ada sedikit perubahan “arah” yang hendak dicapai oleh Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia (BAPOMI) bersama Pengurus Besar Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PB PERCASI) dimulai pada Kejurnas Catur Mahasiswa ke-IV/2011 ini, yaitu akan lebih “menonjolkan” KUALITAS dibanding KUANTITAS peserta, karena para Juara I di nomor Catur Standar Perorangan Putra/Putri akan diproyeksikan mengikuti Kejuaraan Catur Mahasiswa Tingkat Internasional pada tahun depan (2012) yang diorganisir oleh Federation International Sport University (FISU).
Memberikan sambutan pertama pada acara pembukaan adalah Ketua Umum PB PERCASI Hashim S. Djojohadikusumo, yang menyampaikan hasil penelitian muthakir Federasi Catur Internasional (FIDE): bahwa ternyata permainan Catur bagi generasi muda yang menekuninya bisa sangat mengurangi – bahkan mencegah – penyalahgunaan Narkoba! Maka pada kesempatan ini Ketua Umum PB PERCASI mencetuskan program kerjasama antara PB PERCASI, Badan Narkotika Nasional (BNN) dan Kementerian Pendidikan Nasional (KEMENDIKNAS) untuk memperkenalkan permainan Catur secara meluas pada generasi muda di seluruh Indonesia – khususnya juga pada mereka-mereka yang telah memasuki program rehabilitasi dari ketergantungan Narkoba – agar waktu luang generasi muda bisa disalurkan pada kegiatan yang kreatif untuk merangsang sel-sel otak bekerja (berpikir), sehingga bisa mengalihkan bahkan menghilangkan niat untuk “coba-coba” pada narkoba…
Sambutan berikutnya disampaikan oleh Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Prof. Dr. Djoko Santoso, yang akan terus memberikan dukungan pada terselenggaranya Kejurnas Catur Mahasiswa seri-seri berikutnya, bahkan bila memungkinkan akan ditingkatkan ke Kejuaraan Catur Mahasiswa Tingkat ASEAN atau regional! Meskipun mengakui tidak sangat “mahir” memainkan catur selevel Grandmaster Utut Adianto, tapi Dirjen Dikti telah bisa “mempraktekkan” filosofis Catur yaitu untuk berpikir dulu matang-matang sebelum memutuskan atau mengambil tindakan.
Dalam sambutannya Wakil MENDIKNAS Prof. Dr. Fasli Jalal menyambut dengan tangan terbuka gagasan Ketua Umum PB PERCASI dalam upaya “memperlambat” penyebaran Narkoba pada generasi muda dengan “menyebarkan” permainan Catur yang serius tidak saja pada kalangan Mahasiswa tapi juga pada kalangan pelajar SMA, SMP, bahkan SD! Karena memang itulah salah satu misi KEMENDIKNAS, yaitu mendidik generasi penerus bangsa untuk “mampu” berpikir secara dewasa (atau intelek) daripada mengandalkan kekerasan serta “mampu” berpikir bahwa tidak ada faedahnya menggunakan narkoba!
Bila pada tahun-tahun yang lalu semenjak tahun 2008 hingga tahun 2010 Panitia Pelaksana masih mengejar target jumlah peserta, maka pada tahun ini ada tambahan “pembatasan” atau “persyaratan” bagi peserta yaitu berusia 25 tahun kebawah. Pembatasan tersebut langsung berimbas pada jumlah peserta. Bila pada KEJURNAS CATUR MAHASISWA ke-III/2010 tercatat 252 peserta yang berasal dari 42 Perguruan Tinggi se Indonesia, maka pada tahun ini jumlah peserta yang bertanding di 4 nomor yaitu Catur Standar/Klasik Perorangan Putra: diikuti oleh 106 mahasiswa, Catur Standar/Klasik Perorangan Putri: diikuti oleh 22 Mahasiswi, Catur Standar/Klasik Beregu Putra: diikuti oleh 20 regu (dengan masing-masing regu terdiri dari 3 pemain = 60 pemain), Catur Standar/Klasik Beregu Putri: diikuti oleh 12 regu atau 36 pemain. Total peserta seluruhnya 224 orang yang berasal dari 65 Perguruan Tinggi dari berbagai provinsi se Indonesia! Jumlah peserta memang menurun, tapi jumlah Perguruan Tinggi yang mengirimkan duta-dutanya semakin meningkat! Ini sangat menggembirakan, berarti minat mengikuti Kejurnas Catur Mahasiswa semakin "menyebar" ke Perguruan Tinggi - Perguruan Tinggi se Indonesia dari tahun ke tahun!
Catur Standar/Klasik merupakan salah satu format pertandingan Catur yang paling berat, karena setiap pemain mendapatkan jatah waktu berpikir sekitar 2 jam, berarti 1 babak membutuhkan waktu 4 jam. Menggunakan sistem Swiss 9 babak, babak pertama yang telah dimulai kemarin hari Senin 11 Juli 2011 akan memasuki babak terakhir atau final pada hari Jumat 15 Juli 2011. Selama 5 hari berturut-turut para peserta akan bertanding tidak saja memeras otak namun ternyata juga akan sangat membutuhkan energi. Jadi olahraga Catur juga membutuhkan stamina prima dari para pemainnya karena harus duduk berjam-jam sambil menggerakkan tangan untuk menjalankan langkah… ditambah harus berpikir cermat pula… Memang sih total hadiahnya cukup menggiurkan: Rp 125 juta, namun tetap seluruh peserta diwajibkan menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas!
Kita nantikan saja beberapa hari mendatang siapa dan dari Perguruan Tinggi mana saja para Juaranya.
GENS UNA SUMUS.