06 April 2015

WOMEN'S WORLD CHESS CHAMPIONSHIP 2015 – FINAL (4) END

TEKANAN yang dirasakan oleh WGM Natalija Pogonina dari Rusia telah berlalu, seiring hadirnya Juara Dunia Catur Wanita yang baru IM Mariya Muzychuk dari Ukraina. Pada game utama ke-4 catur standar WWCC 2015 yang dipertandingkan semalam (5 April 2015), berakhir draw di langkah ke-56 Pembukaan Empat Kuda. Dengan demikian total skor akhir dari 4 game utama catur standar adalah 2½ -1½ untuk kemenangan Mariya Muzychuk.

Game utama catur standar ke-4 yang dipertandingkan kemarin (5 April 2015) hingga tengah malam WIB, berlangsung seru dan tajam. Giliran memegang buah putih, Mariya Muzychuk mengawali dengan pembukaan favoritnya bidak raja (e4), yang dibalas Natalija Pogonina dengan bidak raja juga (e5) mirip dengan langkah pembukaan di game utama catur standar ke-2 dimana Mariya Muzychuk memetik kemenangan. Tapi langkah-langkah berikutnya mengarah ke Pembukaan Empat Kuda bukan ke Pembukaan Spanyol seperti pada game ke-2.

Berada dalam tekanan “harus menang” selagi memegang buah hitam (baca artikel kemarin: WWCC 2015 –Final 3), pada lagkah ke-5 Natalija mencoba menyimpang sedikit dari teori pembukaan catur dengan melangkahkan gajah petak hitamnya ke c5, yang tampaknya tidak berhasil mengecoh Mariya. Satu langkah kemudian Natalija kembali mengikuti teori, yaitu meneruskan perjalanan gajah petak hitamnya dari c5 ke b4. 

Dengan penundaan langkah tersebut, sering para pecatur berpikir: apakah langkah yang semacam itu hanya buang-buang tempo? Apakah tidak bisa “dikasih” pelajaran? Jawabannya: tergantung seberapa banyak penyimpangannya, bila hanya menyimpang satu langkah maka masih bisa ditoleransi. Bila menyimpang dua langkah, akan mempengaruhi keunggulan (pada buku-buku teori atau program komputer catur ditandai dengan munculnya tanda plus atau minus). Semakin menyimpang, angka minusnya semakin besar.

Kembali pada game yang tengah berlangsung, di langkah ke-19 Mariya telah membuka bidak pertahanan rajanya g2 ke g4 (pada game ke-2 tanggal 3 April 2015, langkah g2-g4 baru terjadi di langkah ke-23), jadi masih perlu diselidiki apakah percepatan langkah ini akibat langkah penyimpangan yang dilakukan Natalija tadi. Hampir mirip dengan game ke-2, dengan naiknya bidak g2 ke g4 pertahanan raja Mariya menjadi terbuka, dan Natalija segera mencoba menekan di sayap raja dengan manuver gajah petak hitamnya ke h4. Terjadi pertukaran gajah, yang kali ini dilanjutkan Mariya dengan mengajak pertukaran menteri. Di langkah ini terlihat bahwa Mariya ingin segera mengarahkan pertandingan ke permainan akhir, atau bila melihat situasinya: Mariya sudah cukup puas bila pertandingan ini berakhir dengan hasil draw.


Tentu saja Natalija menghindari pertukaran menteri, karena dia dituntut “harus menang”. Di langkah ke-24 Natalija tak mau kalah membuka pertahanan rajanya dengan memajukan bidak g7 ke g5, pastinya dia telah mempelajari kekalahannya di game ke-2 dimana dia hanya menunggu tusukan bidak lawan di sayap raja.

Permainan menjadi terbuka, tercipta petak-petak lemah dikedua pihak. Tapi posisi masih tetap seimbang, serangan Mariya di sayap raja diimbangi serangan Natalija di sayap menteri. Sampai dilangkah ke-39 ketika Mariya berhasil menyusupkan bentengnya ke baris pertahanan Natalija, maka tekanan pada posisi raja Natalija sangat besar. Kedua pihak dihadapkan pada piihan langkah komplikasi, bila salah melangkah maka akan berakhir pada kekalahan.

Terlihat beban Mariya lebih ringan. Dia mengorbankan satu perwiranya – gajah – untuk ditukar dengan 2 bidak Natalija. Pertukaran menteri pun terjadi, sehingga menuju permainan akhir benteng + 3 bidak Mariya melawan benteng + kuda + 1 bidak Natalija.

Seperti yang tertulis di artikel kemarin, semakin bidak maju mendekati petak promosi maka semakin tinggi nilainya. Mariya mengandalkan dua bidaknya di sayap menteri yang telah maju hingga baris ke-6, bahkan selanjutnya dia sengaja mengorbankan bentengnya untuk ditukar dengan kuda Natalija. Meskipun Natalija unggul 1 benteng, tapi 2 bidak Mariya yang tinggal 1 petak mencapai  petak promosi menghadirkan “teror”, yang untungnya 2 bidak tersebut bertumpuk akibat pertukaran benteng dengan kuda di langkah ke-50. Andaikan kedua bidak tersebut tidak bertumpuk maka Mariya Muzychuk akan memetik kemenangan lagi. Tercapai draw di langkah ke-56 akibat perulangan langkah 3x berturut-turut, yang menandakan kedua pemain sudah tidak mau ambil risiko lagi. 

Dengan tampil sebagai Juara 15th Women’s World Chess Championship 2015, IM Mariya Muzychuk dari Ukraina akan memperoleh piala dan medali bersepuh emas dan uang tunai 60.000 USD (sekitar Rp 750 juta) ditambah hadiah dari sponsor. Sebagai runner-up, WGM Natalija Pogonina dari Rusia memperoleh medali bersepuh perak dan uang tunai 30.000 USD (sekitar Rp 375 juta). Hadiah-hadiah akan diserahkan kepada keduanya pada acara closing ceremony malam ini (6 April 2015) sekitar pukul 23.00 WIB.      
Facebook
0 Blogger